Sabtu, 07 November 2009

Perkemahan Pramuka Santri Nusantara 2009


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membuka kegiatan "Kemah Pramuka Santri 2009" di Bumi Perkemahan Kiarapayung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (17/6).


Kegiatan perkemahan itu diikuti sebanyak 5.937 siswa santri dari 33 provinsi seIndonesia dan perwakilan negara-negara sahabat.


Presiden didampingi Ibu Negara Hj Ani Yudhoyono. Hadir pula Menteri Agama KH Maftuh Basuni, Menkes H Siti Fadilah Supari, Menteri Sekretaris Kabinet (Mensekab) Sudi Silalahi, Menkominfo M Nuh serta Gubernur Jawa Barat H Ahmad Heryawan dan jajaran pengurus Kuartir Nasional dan Daerah Gerakan Pramuka.

Perkemahan Pramuka Santri Nusantara 2009 berlangsung sejak 15 Juli hingga 20 Juni 2009 mendatang. Selain menggelar perkemahan dan kegiatan gerakan Pramuka, juga digelar bazar hasil karya pramuka santri seIndonesia.

Kegiatan perkemahan santri di Bukit Kiarapayung Sumedang itu mengambil tema "Pramuka Santri Indonesia bertekad mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Bhineka Tungga Ika".


Beberapa kegiatan yang digelar dalam perkemahan santri itu adalah aktivitas kepramukaan santri nusantara, parade semaphore, ekspos keahlian keterampilan santri di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta ekspos seni dan budaya khas daerah bernuansa Islami.

Selain itu juga ditandai dengan penanaman pohon khas daerah di Taman Bhineka Tunggal Ika, seminar nasional bertema revitalisasi Gerakan Pramuka di Pondok Pesantren Indonesia.

Pembukaan kemah santri itu ditandai dengan penyematan lencana kepada peserta Pramuka Santri Rifa Elvina dari NAD dan Azis dari Papua. Sementara itu Presiden dalam sambutannya menyebutkan, Gerakan Pramuka di pondok pesantren perlu didukung oleh semua pihak sebagai bagian dari revitalisasi Gerakan Pramuka Nasional.

Presiden menginstruksikan kepada Menko Kesra, Mendiknas, Menag, para gubernur dan bupati/walikota untuk mendorong proses revitalisasi gerakan pramuka di pondok pesantren. "Pramuka Santri punya potensi dalam membangun karakter bangsa Indonesia serta mendukung terciptanya SDM yang tangguh, berdaya saing dan mempunyai keimanan dan ketakwaan yang kuat," kata Yudhoyono.

Ia menyebutkan, gerakan kepanduan bukan hal baru di lingkungan pondok pesantren melainkan sudah terbentuk sejak masa lalu dimana pondok pesantren merupakan bagian penting dalam perjuangan kemerdekaan dan memerangi kebodohan di masyarakat.

"Ingat Panglima Besar Jenderal Sudirman, adalah seorang pandu dan santri yang kemudian menjadi pemimpin perang gerilya," kata Presiden.

Menurut Presiden, tema Perkemahan Pramuka Santri Nusantara 2009, sangat relevan dengan tantangan bangsa Indonesia saat ini dan masa depan. Terkait pelaksanaan Revitalisasi Gerakan Pramuka Nasional yang dicanangkan pada 2006, kata Yudhoyono, telah mengalami sambutan yang baik dan positif.

"Selama tiga tahun ini telah mampu mengubah pandangan masyarakat terhadap gerakan Pramuka lebih baik lagi," kata Yudhoyono.

Presiden berharap ke depan bisa meningkatkan minat generasi muda termasuk santri pesatren untuk aktif dalam gerakan pramuka. Sementara itu Ketua Panitia Kemah Pramuka Santri Nusantara 2009, Prof Dr Azrul Azwar menyebutkan, pelaksanaan kemah santri ini merupakan realisasi dari revitalisasi Gerakan Pramuka khususnya di Pondok Pesantren.

"Kegiatan Kemah Santri Nusantara 2009 ini merupakan salah satu bagian dari revitalisasi Gerakan Pramuka Indonesia," kata Ketua Panitia Kemah Pramuka Santri Nusantara 2009 Prof. Dr Azrul Azwar. Menurut Ka Azwar, perkemahan santri di Sumedang itu merupakan yang kedua kalinya digelar di Indonesia. Ia mengapresiasi peranan pemerintah dalam melakukan Revitalisasi Gerakan Pramuka di Pondok Pesantren yang kembali menggugah minat santri untuk aktif di kegiatan kepanduan itu. Asrul menyebutkan, kegiatan di Bumi Perkemahan Kiarapayung juga mencatat Rekor MURI dengan pemecahan jumlah peserta parade semaphore terbanyak yakni 5.000 orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar